Mari Berdoa Dan Berzikir


Banyak orang yang tidak bisa memanfaatkan kesempatan untuk berdoa, padahal boleh jadi seseorang itu tergolong yang mustajab doanya tetapi kesempatan baik itu banyak disia-siakan. Maka seharusnya setiap muslim memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berdoa sebanyak mungkin baik memohon sesuatu yang berafiliasi dengan dunia atau akhirat.

Diantara Orang-Orang Yang Doanya Mustajab.

1. Doa Seorang Muslim Terhadap Saudaranya Dari Tempat Yang Jauh
Dari Abu Darda' bahwa dia berkata bekerjsama Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ لأَِخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوْكِلُ بِهِ آمِيْنَ وَلَكَ
بِمِثْلِ

"Tidaklah seorang muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak di hadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata : "Amin, dan bagimu ibarat yang kau doakan". [Shahih Muslim, kitab Doa wa Dzikir penggalan Fadli Doa fi Dahril Ghalib].

Imam An-Nawawi berkata bahwa hadits di atas menjelaskan wacana keutamaan seorang muslim mendoakan saudaranya dari daerah yang jauh, jikalau seandainya dia mendoakan sejumlah atau sekelompok umat Islam, maka tetap mendapatkan keutamaan tersebut. Oleh alasannya itu sebagian ulama salaf tatkala berdoa untuk diri sendiri dia menyertakan saudaranya dalam doa tersebut, lantaran disamping terkabul dia akan mendapatkan sesuatu semisalnya. [Syarh Shahih Muslim karya Imam An-Nawawi 17/49]

Dari Shafwan bin Abdullah bahwa dia berkata : Saya tiba di negeri Syam kemudian saya menemui Abu Darda' di rumahnya, tetapi saya hanya bertemu dengan Ummu Darda' dan dia berkata : Apakah kau ingin menunaikan haji tahun ini ? Saya menjawab : Ya. Dia berkata : Doakanlah kebaikan untuk kami lantaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda.

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ 


بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang tidak ada di hadapannya terkabulkan dan disaksikan oleh malaikat yang ditugaskan kepadanya, tatkala dia berdoa untuk saudaranya, maka malaikat yang di tugaskan kepadanya mengucapkan : Amiin da bagimu ibarat yang kau doakan". Shafwan berkata : "Lalu saya keluar menuju pasar dan bertemu dengan Abu Darda', ia juga mengutarakan ibarat itu dan dia meriwayatkannya dari Nabi. [Shahih Muslim, kitab Dzikir wa Doa penggalan Fadlud Doa Lil Muslimin fi Dahril Ghaib 8/86-87]

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa jikalau seorang muslim mendoakan saudaranya kebaikan dari daerah yang jauh dan tanpa diketahui oleh saudara tersebut, maka doa tersebut akan dikabulkan, alasannya doa ibarat itu lebih berbobot dan nrimo lantaran jauh dari riya dan sum'ah serta berharap imbalan sehingga lebih diterima oleh Allah. [Mir'atul Mafatih 7/349-350]

Catatan.
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa Imam Karmani menukil dari Al-Qafary bahwa ucapan doa seorang : "Ya Allah ampunilah dosa semua kaum muslimin" yaitu doa terhadap sesuatu yang tidak mungkin alasannya pelaku dosa besar mungkin masuk Neraka dan masuk Neraka bertolak belakang dengan permohonan pengampunan, bisa saja pelaku dosa besar di doakan, alasannya yang tidak mungkin yaitu mendoakan pelaku dosa besar yang abadi di Neraka, selagi masih bisa keluar lantaran syafaat atau dimaafkan, maka itu termasuk pengampunan secara keseluruhan.

Ucapan orang di atas bertentangan dengan doa Nabi Nuh 'Alaihis Salam dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

"Ya Rabb! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang-orang mukmin yang masuk ke rumahku dan semua orang yang beriman pria dan perempuan". [Nuh/71: 28].

Dan juga bertentangan dengan doa Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

"Ya Rabbi, ampunilah saya dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab". [Ibrahim/14 : 41]

Serta Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga diperintahkan ibarat itu yang terdapat dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

"Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, pria dan perempuan". [Muhammad/47 : 19]

Yang terperinci permohonan dengan lafazh umum tidak mengharuskan permohonan untuk setiap orang secara kolektif. Mungkin yang dimaksud oleh Al-Qafary bahwa mendoakan kaum muslimin secara kolektif dihentikan bila seorang yang berdoa menginginkan keseluruhan tanpa pengecualian dan bukan pelarangan terhadap syariat doanya. [Fathul Bari 11/202]

2. Orang yang Memperbanyak Berdoa Pada Saat Lapang Dan Bahagia
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bekerjsama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالْكَرْبِ فَيَكْثُرُ الدَّعَاءَ فِى الرَّخَاءِ

"Barangsiapa yang ingin doanya terkabul pada ketika murung dan susah, maka hendaklah memperbanyak berdoa pada ketika lapang". [Sunan At-Tirmidzi, kitab Da'awaat penggalan Da'watil Muslim Mustajabah 12/274. Hakim dalam Mustadrak. Dishahihkan oleh Imam Dzahabi 1/544. Dan di hasankan oleh Al-Albani No. 2693].

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa makna hadits di atas yaitu hendaknya seseorang memperbanyak doa pada ketika sehat, kecukupan dan selamat dari cobaan, alasannya ciri seorang mukmin yaitu selalu dalam keadaan siaga sebelum membidikkan panah. Maka sangat baik jikalau seorang mukmin selalu berdoa kepada Allah sebelum tiba tragedi berbeda dengan orang kafir dan zhalim sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ

"Dan apabila insan itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya ; kemudian apabila Tuhan memperlihatkan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu". [Az-Zumar/39 : 8].

Dan firman Allah.

وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَىٰ ضُرٍّ مَسَّهُ

"Dan apabila insan ditimpa ancaman dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi sehabis Kami hilangkan ancaman itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) ancaman yang telah menimpanya". [Yunus/ : 12]. [Mir'atul Mafatih 7/360]

Wahai orang yang ingin dikabulkan doanya, perbanyaklah berdoa pada waktu lapang biar doa Anda dikabulkan pada ketika lapang dan sempit.

3. Orang Yang Teraniaya
Dari Mu'adz bin Jabal Radhiyallahu 'anhu bekerjsama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

اِتَّقِ دَعْوةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

"Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniyaya, alasannya tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)". [Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38]

Dari Abu Hurairah bahwa dia berkata bekerjsama Rasulullah bersabda.

دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ مُسْتَجَابَةُ وَإِنْ كَانَ فَاجِرًا فَفُجُوْرُهُ عَلَى نَفْسِهِ

"Doanya orang yang teraniaya terkabulkan, apabila dia seorang durhaka, maka kedurhakaannya akan kembali kepada diri sendiri". [Musnad Ahmad 2/367. Dihasankan sanadnya oleh Mundziri dalam Targhib 3/87 dan Haitsami dalam Majma' Zawaid 10/151, dan Imam 'Ajluni No. 1302]

4.5. Doa Orang Tua Terhadap Anaknya Dan Doa Seorang Musafir.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bekerjsama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda.

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ

"Tiga orang yang doanya niscaya terkabulkan ; doa orang yang teraniyaya; doa seorang musafir dan doa orang renta terhadap anaknya". [Sunan Abu Daud, kitab Shalat penggalan Do'a bi Dhahril Ghaib 2/89. Sunan At-Tirmidzi, kitab Al-Bir penggalan Doaul Walidain 8/98-99. Sunan Ibnu Majah, kitab Doa 2/348 No. 3908. Musnad Ahmad 2/478. Dihasankan Al-Albani dalam Silsilah Shahihah No. 596]

6. Doa Orang Yang Sedang Puasa
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata bekerjsama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَتُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

"Tiga doa yang tidak ditolak ; doa orang renta terhadap anaknya ; doa orang yang sedang berpuasa dan doa seorang musafir". [Sunan Baihaqi, kitab Shalat Istisqa penggalan Istihbab Siyam Lil Istisqa' 3/345. Dishahihkan oelh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah No. 1797].

7. Doa Orang Dalam Keadaan Terpaksa.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَعَ اللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ

"Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadanya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang mengakibatkan kau (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah disamping Allah ada ilahi (yang lain)? Amat sedikitlah kau menginga(Nya)". [An-Naml/27 : 62]

Imam As-Syaukani berkata bahwa ayat diatas menjelaskan betapa insan sangat membutuhkan Allah dalam segala hal terlebih orang yang dalam keadaan terpaksa yang tidak memiliki daya dan upaya. Sebagian ulama beropini bahwa yang dimaksud dengan orang terpaksa yaitu orang-orang yang berdosa dan sebagian yang lain beropini bahwa yang dimaksud terpaksa yaitu orang-orang yang hidup dalam kekurangan, kesempitan atau sakit, sehingga harus mengadu kepada Allah. Dan karakter lam dalam kalimat Al-Mudhthar untuk menjelaskan jenis bukan istighraq (keseluruhan). Maka boleh jadi ada sebagian orang yang berdoa dalam keadaan terpaksa tidak dikabulkan dikarenakan adanya penghalang yang menghalangi terkabulnya doa tersebut. Jika tidak ada penghalang, maka Allah telah menjamin bahwa doa orang dalam keadaan terpaksa niscaya dikabulkan. Yang menjadi alasan doa tersebut dikabulkan lantaran kondisi terpaksa bisa mendorong seseorang untuk nrimo berdoa dan tidak meminta kepada selain-Nya. Allah telah mengabulkan doa orang-orang yang nrimo berdoa meskipun dari orang kafir, sebagaimana firman Allah.

هُوَ الَّذِي يُسَيِّرُكُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا كُنْتُمْ فِي الْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِمْ بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ 


وَفَرِحُوا بِهَا جَاءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ أُحِيطَ 


بِهِمْ ۙ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَٰذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ

"Sehingga tatkala kau di dalam bahtera, dan meluncurkan perahu itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan keta'atan kepada-Nya semata-mata'. (Mereka berkata) : 'Sesungguhnya jikalau Engkau menyelamatkan kami dari ancaman ini, pastilah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". [Yunus/10 : 22]

Dan Allah berfirman dalam ayat lain

فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ

"Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka hingga ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Alla)". [Al-Ankabut/29: 65].

Dari ayat di atas Allah mengabulkan doa mereka, padahal Allah tahu bahwa mereka niscaya akan kembali kepada kesyirikan. [Fathul Qadir 4/146-147]

Imam Ibnu Katsir berkata bahwa Imam Hafizh Ibnu 'Asakir mengisahkan seorang yang berjulukan Abu Bakar Muhammad bin Daud Ad-Dainuri yang populer dengan kezuhudannya. Orang tersebut berkata : "Saya menyewakan kuda tunggangan dari Damaskus ke negeri Zabidany, pada satu ketika ada seorang menyewa kuda saya dan meminta untuk melewati jalan yang tidak pernah saya kenal sebelumnya", Dia berkata : "Ambillah jalan ini lantaran lebih dekat". Saya bertanya : "Bolehkah saya menentukan jalan ini", Dia berkata : "Bahkan jalan ini lebih dekat". Akhirnya kami berdua menempuh jalan itu sehingga kami hingga pada suatu daerah yang menakutkan dan jurangnya yang sangat curam yang di dalamnya terdapat banyak mayat. Orang tersebut berkata : "Peganglah kepala kudamu, saya akan turun". Setelah dia turun dan menyingsingkan baju kemudian menghunuskan golok bermaksud ingin membunuh saya, kemudian saya melarikan diri darinya, akan tetapi dia bisa mengejarku. Saya katakan kepadanya : "Ambillah kudaku dan semua yang ada padanya". Dia berkata : "Kuda itu sudah milikku, tetapi saya ingin membunuhmu". Saya mencoba menasehati biar dia takut kepada Allah dan siksaan-Nya tetapi ternyata dia seorang yang tidak gampang mendapatkan nasehat, jadinya saya menyerahkan diri kepadanya.

Saya berkata kepadanya : "Apakah anda mengizinkan saya untuk shalat?" Dia berkata : "Cepat shalatlah!" Lalu saya beranjak untuk shalat akan tetapi tubuh saya gemetar sehingga saya tidak bisa membaca ayat Al-Qur'an sedikitpun dan hanya bangun kebingungan. Dia berkata : "cepat selesaikan shalatmu!", maka sehabis itu seperti Allah membukakan ekspresi saya dengan suatu ayat yang berbunyi.

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ

"Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadanya, dan yang menghilangkan kesusahan". [An-Naml : 62]

Tidak terduga muncul dari ekspresi bukit seorang hero tiba ke arah kami dengan menggemgam tombak di tangannya, kemudian melempar tombak tersebut ke arah orang tadi dan tombak pun mengenai jantungnya kemudian seketika itu orang tersebut eksklusif mati terkapar. Setelah itu, maka saya memegang erat-erat hero tersebut dan saya bertanya : "Demi Allah siapakah engkau sebenarnya?" Dia mejawab : "Saya yaitu utusan Dzat Yang Maha Mengabulkan permohonan orang-orang yang dalam keadaan terpaksa tatkala dia berdoa dan menghilangkan segala malapetaka". Kemudian saya mengambil kuda dan semua harta kemudian pulang dalam keadaan selamat. [Tafsir Ibnu Katsir 3/370-371] 


Trima kasih
PENGASUH  PONPES
AL – HIKMAH NUR IMANI
H M. CECEP SONJAYA, SH

PENTING : Bilamana anda ingin Infak / shodaqoh untuk membersihkan niat/hajat anda dan ingin sempurna Sasaran supaya mendapatkan hasil maksimal dan apabila anda mendapat pencerahan dengan adanya situs ini Titipkan shodaqoh anda ke MAZELIS AL- HIKMAH NUR IMANI  untuk menyalurkanya kepada yang berhak Fakir, Miskin dan anak yatim yang ada di Pesantren kami supaya Shodaqoh anda berkah dan Barokah bagi anda dan kami Amiin.

Anda Bisa Transfer ke Admin:
MANDIRI Norek 1300014119815 
An : DEWI ROHAETI  ( Admin www.denganridhonya.com )

Lalu sms ke no 081 222 010 769  dgn isi sms : titip shodaqoh A/n anda sebesar :..
Bukan nilai besar kecilnya yang jadi ibadah, hati dan niatlah yang hingga kepadaNya  

NB: Jika anda membutuhkan bimbingan kami dan didoakan secara khusus di Mazelis AL-HIKMAH Nurimani di daerah kami  UNTUK MEMBANTU MENYELSAIKAN MASALAH yang sedang anda hadapi  atau anda Punya duduk perkara lain yang mengangu kehidupan anda .
HUBUNGI KAMI
Ibu Dewi :  BBM 
5527BFEA
atau 081 222 010 769 ( Ustd Sayiful bahri ) 
085 659 060 964 ( Ustd Dedy Rahmat )
terima kasih semoga bermanfaat !
  



Anda yang Mau Bergabung bersama kami dengan yang lainya Menjadi Santriwan Santriwati secara Online di AL-HIKMAH NURIMANI
MERAIH KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT
“Barang siapa yang berjalan menuju Allah, Maka Allah akan berlari menuju dia. Siapa yang berlari menuju Allah, maka Allah akan melompat dan memelukNya”


Buat lebih berguna, kongsi:
close